Knalpot Creampie |
Ibarat kata, dialah penguasa event tersebut. Prediksi awal, akan dipegang pembalap di Super Free For All. “Beberapa kali event di daerah, kelas ini kerap dibatalkan, lantaran mulai kurang peminat. Padahal, di eranya kelas ini paling dinanti,” lesu Bowo Samsonet (TRD TDC MC Racing) penunggang Honda Nova Dash yang harus rela super FFA hanya dijadikan eksibishi lantaran hanya diikuti 4 starter.
Perhatian pencetak waktu tercepat beralih ke Sport Tune-up 2 tak 155 cc (15 starter). Atensi 3.000-an penonton yang hadir dilintasan 201 meter beda ketika kelas ini dilombakan. Beruntung si juru cuap alias MC, tetap cuap-cuap, karena dibayar untuk cuap-cuap agar penonton tetap tertib dan menikmati balapan.
Beberapa tim yang hadir selalu gantian mencetak waktu tercepat di kelas ini seperti Ninja milik Mihama Batik Pekalongan, TRD TDC MC Racing. Ninja-Ninja mereka telah menghiasi halaman portal ini. Nyatanya, persaingan berubah lagi. Sebagai catatan, minggu lalu kelas ini diambil Achonk Samsonet (07.277 detik) dari tim TRD TDC MC.
Dwi Batank yang berbendera Jocell Speed Shop OP 27 yang sempat bertahan di posisi pertama, cukup lama dibuat tak tenang. “Peserta belum habis dilepas, tetap harap-harap cemas. Ini kelas memang bergengsi,” bisik Batank pada si reporter sesaat sebelum Fandi Pendol asal Semarang, Jateng membawa Ninja OTD Hasil Ayam, Jogja dilepas.
Pendol pembalap terakhir di kelas itu. Minggu lalu, di tempat dan event yang sama ia hanya mampu ketiga. Ya, begitulah drag, pembalap punya motivasi di ‘rpm’ tinggi. Daannnnn…terbukti Pendol yang mampu mengunci kelas ini pada detik terakhir dengan 07.294 detik.
Mantap! Ehhh…ngomong-ngomong mana cerita teknis ini motor? Ya, tunggu saja ulasan lengkap di kanal modifikasi. Maklum reporter masih ngantuk! Ardel
Sumber: http://maniakmotor.com